Highlight:
Ging Freecss adalah simbol kebebasan dan pengejaran diri dalam serial Hunter x Hunter.
Ia menolak norma sosial dan ekspektasi, hidup tanpa rasa malu atau ragu.
Ging mengutamakan kesenangan pribadi dan proses penemuan diri daripada hasil akhir.
Meskipun meninggalkan anaknya, Gon, Ging diilhami oleh pencarian Nirwana1 ala Buddha, mencari pencerahan dan kebebasan spiritual.
Ging juga bisa dilihat sebagai Übermensch2 Nietzschean, menciptakan nilai-nilainya sendiri yang berfokus pada petualangan dan penemuan diri.
Dia menolak konsep tradisional tentang tanggung jawab ayah, memilih untuk mengejar apa yang tidak dimilikinya.
Ging meninggalkan Gon dalam perawatan keluarga yang penuh kasih, mendorongnya untuk menemukan jalan hidupnya sendiri.
Kode nama Ging, “Babi Jantan,” mencerminkan sifatnya yang menghindari kompetisi dan tanggung jawab, sesuai dengan tanda zodiak Cina.
Ging melihat dunia sebagai taman bermain, membantu orang lain dan mengekspresikan kreativitasnya.
Meskipun jarang muncul, Ging adalah karakter legendaris dan Hunter terbesar dari generasinya, dikenal karena misteri dan kompleksitasnya.
Ging Freecss adalah cerminan kebebasan. Ia merupakan seorang penjelajah yang menolak diikat oleh aturan-aturan sosial lingkungan di sekitarnya. Ia tak segan menepis ekspektasi orang-orang terhadapnya. Ia tak mau dikendalikan oleh apa saja yang dapat menyesatkannya dari dirinya sendiri. Dan obsesi terbesarnya adalah kebebasan dan pemenuhan diri. Begitulah Ging.
Ging menjalani hidup dengan sangat bebas dan melakukannya tanpa rasa malu dan ragu, terlepas dari isunya sebagai sosok ayah Gon. Seperti anak-anak, ia sangat suka bersenang-senang meski harus mendapatkannya dengan cara yang sangat egois, bahkan tak jarang menjengkelkan bagi orang-orang di sekitarnya. Agaknya sosok Ging ini seperti gambaran penciptanya sendiri, Yoshihiro Togashi. Cenderung melakukan hal-hal secara spontan untuk bersenang-senang. Kita bisa melihat watak Ging ini di Arc Pemilihan Ketua Asosiasi Hunter XIII, salah satunya.
"Kau harus menikmati gangguan kecil sepenuhnya karena di situlah kau akan menemukan hal-hal yang lebih penting daripada yang kau inginkan". Begitulah kutipan terkenal Ging. Ging adalah advokat yang berdedikasi untuk gangguan kecil dan kesenangan, seperti yang diilustrasikan berkali-kali sepanjang seri ini. Ia selalu menjadi seseorang yang menghargai proses lebih dari tujuan, selalu mencari sesuatu tetapi pada akhirnya menikmati proses lebih dari tujuan itu sendiri. Tetapi, justru karena itulah Ging kerap menjadi sasaran kebencian para penggemar serial besutan Yoshihiro Togashi ini, khususnya ketika kita membicarakan kenapa Ging meninggalkan Gon begitu saja.
Kenapa Ging?
Banyak orang mencaci Ging karena dia meninggalkan anaknya, Gon, dan menghilang begitu saja. Di anime, seluruh premis Hunter x Hunter berpusat pada fakta bahwa Ging meninggalkan Gon, yang saat itu masih bayi, bersama bibinya, Mito. Ia memilih menjadi seorang Hunter dan melakukan petualangan ke seluruh dunia. Bagi saya, premis cerita ini memang sesuatu yang dibutuhkan untuk menginspirasi Gon meninggalkan Pulau Paus guna mengejar tujuan yang lebih besar. Dan seperti kita ketahui, Gon justru mengagumi ayahnya itu alih-alih menyalahkan atau membencinya karena menelantarkannya.
Apakah Ging mengabaikan tanggung jawab? Ya, tapi pengabaian tanggung jawab Ging terhadap Gon bukanlah tanpa alasan. Saya pikir, Gon pun menangkap motif Ging ini. Gon melihat melalui lensa Buddha bahwa Ging ingin mengejar Nirwana versinya sendiri. Pencerahan dan kebebasan total.
Dalam tradisi Buddha, agar dapat merengkuh itu kita mesti meminimalkan, kalau bukan menghilangkan, kemelekatan dari asosiasi-asosiasi eksternal, termasuk keluarga. Begitulah yang dilakukan oleh Buddha untuk merengkuh Pencerahan atau Nirwana. Buddha sendiri meninggalkan keluarganya untuk mengejar pencerahan spiritual dan menemukan kebahagiaan sejati. Ging, dengan cara yang sama, meninggalkan kehidupan duniawinya untuk mengejar petualangan dan kebebasan. Pandangan ini tercermin dalam dialognya dengan Gon dalam episode terakhir serial di 2001. Di situ Ging mengatakan bahwa proses itu lebih penting daripada tujuan dan bahwa kita harus menikmati setiap labirin yang kita temui dalam kehidupan. Gon paham bahwa ayahnya itu adalah sosok pengembara spiritual. Begitulah sosok Hunter sejati.
Jadi, apakah Ging itu tidak peduli pada Gon? Saya pikir, tidak juga. Justru sebaliknya. Setelah rentetan pertemuannya dengan Gon, saya melihat justru Ging itu contoh kuat dari manusia biasa. Ia sadar betul bahwa ia merupakan sosok ayah yang buruk bagi Gon. Ging sangat malu jika harus bertemu dengan Gon. Ia tidak buta terhadap kekurangannya dan jelas merasa buruk karena ia meninggalkan Gon. Meski keras dalam mengejar tujuannya, Ging pun turut berperan sangat besar dalam membantu Gon berkembang sebagai individu. Meski begitu, Ging mengakui bahwa ia tetap bukan ayah yang hebat.
Tentu saja, penelantaran Ging terhadap Gon merupakan sesuatu yang buruk jika kita memakai standar moral kita sendiri. Namun, apa yang dilakukan Ging terhadap Gon adalah sesuatu yang mengagumkan jika kita melihatnya melalui lensa Buddha.
Usaha Ging Melampaui Kemanusiaannya Sendiri
Seorang Übermensch, kata Nietzsche, menciptakan serangkaian nilai sendiri berdasarkan cinta terhadap dunia di sekitarnya. Nilai-nilai baru ini akan sangat memuaskan dan memungkinkan orang untuk sepenuhnya mengekspresikan kreativitas mereka. Seorang Übermensch terus-menerus berusaha untuk meningkatkan dirinya, terus melakukan eksplorasi, dimana dia berada dalam semacam keadaan seperti anak-anak yang selalu menemukan kesenangan di dunia di sekitarnya dan bersedia mengambil risiko, bahkan mempertaruhkan nyawanya sendiri, untuk mencapai tujuannya atau mendapatkan sensasi petualangan itu. Begitulah Ging.
Ging benar-benar menghabiskan seluruh waktunya untuk melakukan permainan aneh: Menyuruh Kite bermain petak umpet dengannya, atau menyuruh Gon bermain petak umpet dengannya, atau bermain petak umpet dengan seluruh umat manusia. Intinya, pria ini sangat menyukai petak umpet.
Menjadi seorang Übermensch adalah tentang mencoba mendapatkan apa yang tidak kita miliki dan menikmati proses mendapatkannya. Ketika Gon bertanya kepada Ging apa yang dia inginkan, Ging menjawab, "Aku ingin apa yang tidak aku miliki" Dia menemukan value dalam orang-orang yang dia temui dan hal-hal indah yang dia temukan, kemudian meninggalkannya untuk orang lain. Dia menolak nilai-nilai yang diberlakukan oleh masyarakat yang mengatakan bahwa seorang ayah harus tetap bersama anaknya atau setidaknya menelepon sekali-sekali.
Sebaliknya, Ging menciptakan serangkaian nilai sendiri yang mengutamakan petualangan dan kebaikan yang nyata. Dia ingin menanamkan nilai-nilai yang sama kepada Gon. Bagi Ging, petualangan adalah hal yang memberikan kepuasan, dan dia bersedia mempertaruhkan nyawanya untuk itu. Dia juga ingin memberikan kehidupan yang baik kepada anaknya. Dan faktanya, ia meninggalkan anaknya dengan keluarga yang penuh kasih sayang dan mendorong anaknya untuk mempertaruhkan nyawanya saat mencari dirinya. Jika tidak demikian, maka Gon pasti tidak akan menemukan persahabatan yang hangat bersama Killua, Kurapika, dan Leorio.
Selain itu, kita juga ketahui kalau kode nama Ging adalah "Babi Jantan" dalam 12 Zodiak (Junishin). Adapun kode nama Ging itu terkait dengan tanda zodiak Cina yang diasosiasikan dengannya, yaitu babi. Babi dalam legenda zodiak Cina dikenal sebagai tanda yang beruntung dan menghindari kompetisi dan tanggung jawab. Cocok sekali dengan Ging, bukan?
Ging melihat dunia sebagai taman bermain di mana dia bisa mengekspresikan keinginannya, membantu orang lain, dan beradaptasi dengan setiap situasi yang ia hadapi. Meskipun seringkali terlihat maniak dan obsesif, yang bisa kita lihat dalam upayanya dalam membikin Greed Island, Ging tetap menunjukkan sisi altruistiknya, membantu orang lain keluar dari kesulitan dan memercayai potensi mereka.
Ging Freecss adalah salah satu karakter paling legendaris dalam serial Hunter x Hunter. Dikenal sebagai Hunter terbesar dari generasinya, Ging adalah sosok yang penuh dengan misteri dan kompleksitas. Dia dikagumi sekaligus dibenci oleh banyak orang, mencerminkan dualitas yang ada dalam dirinya. Meskipun jarang muncul dalam cerita, kehadirannya selalu terasa, seperti sosok yang mengawasi dari kejauhan.
Nirwana dalam ajaran Buddha adalah kondisi tertinggi dari pencapaian spiritual, yang ditandai dengan kedamaian, kebebasan, dan pembebasan yang sempurna dari siklus kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali, yang dikenal sebagai Samsara. Ini merupakan pemadaman api kemelekatan, kebencian, dan ketidaktahuan di dalam diri sendiri. Keadaan ini bukanlah sebuah tempat fisik, melainkan sebuah transformasi kesadaran yang mendalam, di mana penderitaan dan keinginan tidak lagi ada. Dalam tradisi Buddhis, mencapai Nirvana adalah tujuan dari jalan spiritual, yang mengarah pada berhentinya penderitaan dan siklus kelahiran kembali.
Istilah Übermensch adalah konsep filosofis yang dikembangkan oleh Friedrich Nietzsche. Oleh para penerjemah bahasa Inggris, kata itu diterjemahkan menjadi “Overman” atau “Superman”. Sementara itu, dalam bukunya berjudul Gaya Filsafat Nietzsche (2017: 35), Setyo Wibowo menerjemahkan Übermensch menjadi "Manusia yang Melampaui". Artinya, manusia yang satu ini adalah manusia yang melampaui dan mewakili cita-cita kemanusiaan yang melampaui kondisi manusia saat ini. Übermensch merupakan tipe manusia yang berusaha untuk mencapai kondisi dan kesadaran yang lebih tinggi di luar nilai-nilai dan moralitas tradisional. Mereka adalah orang-orang yang menciptakan nilai dan tujuan mereka sendiri, menjalani hidup dengan potensi penuh dan menegaskan semua aspek kehidupan, termasuk penderitaan dan kegembiraan. Konsep ini menantang individu untuk mengatasi diri mereka sendiri dan keterbatasan mereka, mewujudkan sikap yang meneguhkan hidup yang mengatakan “Ya.” pada kehidupan dalam segala bentuknya. Übermensch Nietzschean bukanlah tentang superioritas atas orang lain, tetapi tentang mengatasi diri sendiri dan menciptakan nilai-nilai baru tanpa adanya kerangka kerja agama dan moral tradisional.